Kenapa saya lebih memilih berkara lewat tulisan daripada lukisan atau
bentuk visual lainnya. Yah, karena tulisan lebih to the point. Menjurus. Tidak bertela-tele, leda lede. Macam siput
berjalan namun di ikat cangkangnya pada tiang. Huaaaa, ok ini lebay.
Tulisan saya pilih karena keaslian perasaan penulisnya benar-benar
berasa. Maksud dan tujuan tulisan lebih mudah di cerna untuk semua kalangan. Bahkan
untuk orang-orang seperti saya yang masih begitu pekok. Lebih mudah rasanya menerjemahkan isi tulisan daripada menerjemahkan
isi lukisan.
Kita tengok kebelakang, bagaimana orang-orang terdahulu begitu dikenal
namannya, walaupun banyak diantara beliau-beliau hidup di jaman yang belum
terjamah oleh kamera. Masih sedikit yang bisa melukis, atau memang beliau tidak
mau dilukis.
----------------------
Ini bukan berarti lukisan dan bentuk visual lainnya tidak bagus. Bukan. Ini
hanya melihat masyarakat sekitar yang notabene masih begitu awam. Sedikit yang
dapat mendapatkan predikat kurator.
Seharusnya kita berbaik hati, bawasannya yang tersimpan dalam hati tidak
semua orang bisa mengerti dan memahami. Kita sendiri yang harusnya menjelaskan
maksud dan tujuannya sebenarnya. Dan tulisanlah yang harusnya menjadi pilihan
utama, dilanjutkan anda mau melukis atau berkirim emoticon.
Dengan mendahulukan tulisan dari pada lukisan, akan mempermudah seseorang
untuk memahami apa yang akan anda lukis. Emoticon
apa yang anda kirimkan. Bisa saja kan, anda akan melencengkan arti lukisan itu
dari arti yang sebenernya?
“Itu artinya sebenernya begini, begitu, bla bla bla...”
“Eh, maaf, aku salah pencet, bla bla bla ...”
Namun tidak untuk tulisan, yang tertulis itulah yang ada. Yang nyata. Apa
adanya. Das, dis, dus, pokonya.
0 komentar:
Posting Komentar