Pernah tidak sih kalian merasa tenang-tenang saja seolah tidak pernah
terjadi apa-apa, padahal baru saja kalian tidak memenuhi janji yang telah kalian
lontarkan pada orang lain karena sesuatu hal. Yang ndilalah orang yang kalian lontari janji itu tak pernah menanyakannya
atau pun mengungkit-ungkitnya?
Bukankah lebih bijaknya, ya, minimal memberikan klarifikasi sebelum tet waktu pas janji itu mestinya kita
ada atau datang. Atau, secuil klarifikasi sesudah waktu tet janji itu terlewat.
Kita tidak pernah tahu pasti apa yang menyebabkan orang yang kita lontari
janji itu tidak pernah menanyakan atau mengungkit-ungkitnya. Tapi, mbok ya ada rasa perkewuh sedikitlah. Grundel
kenapa janji itu tidak terpenuhi itu pasti lho. Lha wong terlambat sedikit saja kita disuruh lari keliling lapangan
oleh guru kita waktu sekolah. Heuheu.
Mungkin, kita husnudzon saja. Kenapa kok orang yang kita lontari janji
itu tidak pernah menanyakan atau mengungkit-ungkitnya. Karena, pertama, hatinya
sudah legowo dan memaklumi,
bawasannya ada urusan yang lebih penting dari janji yang kita lontarkan itu. Dan
untuk memberi klarifikasi dia tahu kalau kita tiada pulsa atau kuota, untuk
sekedar BBM, WA, atau SMS. Walaupun, saat menunggu kita, hatinya berperang sangat
hebat untuk menyingkirkan su’udzon kepada kita. Wah, orang seperti ini begitu
tangguh hatinya, karena selalu menang melawan rasa su’udzon. Dan tentunya, orang
seperti ini sulit ditemukan.
Kedua, kenapa kok orang yang kita lontari janji itu tidak pernah
menanyakan atau mengungkit-ungkitnya. Mungkin, ini mungkin lho ya, besar harapanku ini salah. Sudah bosan. Ya, bosan. Karena terlalu
sering kita menghujani janji kepada orang itu, namun banyak dari janji itu
adalah bualan belaka.
Ini sebetulnya berbahaya. Sangat berbahaya. Karena bila itu keseringan
atau malah kita istiqomah. Wah, bisa-bisa, antara janji tenanan atau guyonan sudah
dianggap sama saja olehnya.
Ya Allah, jadikan kami yang lemah
ini dengan kekuatanmu bisa menepati segala janji. Aamiin. Untuk diriku, Adziz
tetap kecil saja.
0 komentar:
Posting Komentar