Kamis, 22 Mei 2014

Ma’rifat, Fana’ dan Cinta

Siapa yang mengenal Allah Swt ia menyaksikanNya dalam segala hal. Dan siapa yang fana’ padaNya, ia sirna dari segalanya, dan siapa yang mencintaiNya tak akan pernah memprioritaskan selain Dia.” 

Sang arif senantiasa memandang segalanya ada di sisiNya dan bagiNya, lalu ia tidak melihat yang lain kecuali Dia. Bagaimana ia melihat yang lain, --pasti mustahil-– ketika ia sedang melihatNya?
Sebuah syair menyebutkan:
Sejak daku mengenal Tuhan
Aku tak melihat yang lain
Begitu jua yang lain tak tampak
Sejak aku berpadu denganNya
Tak ada ketakutan pada diriku
Hari ini, sungguh aku telah sampai
Syeikh Zarrug menegaskan, ma’rifat adalah mewujudkan kema’rifatannya sesuai dengan keagungan yang dima’rifati (Allah Swt). Sehingga perwujudan hakikat itu, membuat seakan-akan menjadi sifat baginya, tidak bergerak dan tidak berpindah. Gerak-geriknya tidak berjalan kecuali menurut aturannya. Maka pada saat itulah hatinya tegak setiap waktu dan dalam kondisi apa pun. Maka menyaksikan Allah azza wa-Jalla mengarahkan pada rasa fana’ di dalamnya, secara total kembali padaNya.

Rabu, 21 Mei 2014

TAK TERHIMPIT TATKALA SEMPIT

 


Untaian hikmah pertama:

بسطك كى لايبقيك مع القبض وقبضك كى لايتركك مع البسط وأخرجك عنهما كى لاتكون لشيء دونه
“Dia memberimu kelapangan agar engkau tidak terus berada dalam kesempitan. Sebaliknya, Dia memberimu kesempitan agar tidak terus berada dalam kelapangan. Lalu Dia mengeluarkanmu dari keduanya agar tidak tergantung kepada selain-Nya”

Dia sengaja menghadirkan dua keadaan silih berganti dalam diri manusia yaitu dengan diberikan kelapangan dan kesempitan. Allah Swt ingin membuat manusia sadar bahwa ada Dia yang mengatur hidup. Pada saat bahagia, Allah Swt hadir dengan sentuhan kelapangan dan sebaliknya pada saat sedih, Allah Swt menyentuh dengan kesempitan. Ini berkaitan dengan sifat Jalaliah dan Jamaliah-Nya, maka sebagai manusia seyogyanya belajar dari dua keadaan itu. Orang yang cerdas tidak akanmenjadikan selain-Nya sebagai pusat perhatian, tidak peduli lapang dan sempit, hatinya tetap kepada sang Pemilik.
Apa hubungan untaian hikmah tersebut dengan perilaku Hakim? Tentu saja ada hubungannya. Hakim sebagai “wakil Tuhan” di muka bumi dalam menegakkan hukum-hukum-Nya, juga tidak terlepas dari kodratnya sebagai manusia biasa. sebagai penegak hukum, seorang hakim dituntut menyelenggarakan peradilan dengan bersih, professional, jujur, dan adil. Sebaliknya, sebagai manusia, dia juga tidak terlepas dari dua keadaan – sempit dan lapang – yang merupakan ujian dalam melaksanakan tugasnya sebagai hakim.

Senin, 19 Mei 2014

Kitab Tauhid Aqidaqul Awam


Asal Usul Nazham 'Aqidatul 'Awam

Kitab Nazhom 'Aqidatul 'Awam karangan Sayyidh Ahmad Al-Marzuqi bermula dari mimpi Sayyid Ahmad Marzuqi pada malam Juma'at pertama di bulan Rajab tahun 1258 H yang bertemu dengan Rasululloh saw dan para sahabatnya, dalam mimpi tersebut Rasululloh saw berkata kepada Sayyid Ahmad Al-Marzuki "Bacalah Manzhumah Tauhid " barang siapa yang menghafalnya dia akan masuk ke dalam syurga dan mendapatkan segala macam kebaikan, yang sesuai dengan maksud Al-Qur'an dan Sunnah ."

Sayyid Ahmad Marzuqi pun bingung dan bertanya kepada Rasululloh saw "Nadzhom apa ya Rosululloh..??. Para sahabat menjawab " Dengarkan saja apa yang akan Rasululloh saw ucapkan " . Nabi Muhammad saw berkata " Ucapkan..
أبـْـدَأُ بِـاسْمِ اللهِ والـرَّحْـمَنِ

1000 Tabuhan Menggelegar di Masjid Agung Surakarta


Ahad 18 Mei 2014 di Masjid Agung Surakarta, Tabligh Akbar dengan tema Tabuh 1000 Rebana dan Peluncuran buku berjudul Syukur yang ditulis oleh Habib Noval bin Muhammad Al 'Aydrus berjalan dengan lancar tidak ada gangguan apapun, walau waktu mulai Majelis sedikit molor, karena Habib Noval yang baru datang dari malang tapi itu semua tidak menyurutkan semangat para Jama'ah dari berbagai daerah khususnya eksKarisidenan Surakarta.

Sabtu, 17 Mei 2014

DOWNLOAD MUSIK SUFI KLASIK AR RAUDHAH Vol. 1

COVER DEPAN

Jumat, 16 Mei 2014

PROFIL MAWLANA SYAIKH NAZIM ADIL AL HAQQANI QS

Grand Shaykh Nazim Adil Haqqani merupakan Mursyid ke-40 dalam mata rantai Thariqah Naqshbandi al-Haqqani, setelah Shaykh Abdullah Faiz Ad-Daghestani (q), 'Damaskus. Beliau dilahirkan di Larnaka, Cyprus hari Ahad, pada tanggal 23 April 1922 (28 Sya ban 1340 h). Dari jalur Ayahnya beliau adalah keturunan dari As Sayyid Shaykh Abdul Qadir Al Jailani, Qutub Thariqah Qadiriah. Sedangkan dari Ibunya beliau keturunan dari Mawlana Jalaluddin Rumi, yang juga keturunan dari Hassan-Husein, cucu Nabi Muhammad SAW.

Profil Al Habib Naufal bin Muhammad Al 'Aydrus

Beliau; Habib Naufal bin Muhammad al ‘Aydrus ~ الحبيب نوفل ابن محمّد العيدروس - akrab dipanggil Habib Novel atau Habib Noval - adalah putra pertama pasangan Muhammad al ‘Aydrus dengan Luluk al Habsyi. Ia merupakan alumnus SD dan SMP di Yayasan Pendidikan Islam Diponegoro Solo. Lulusan SMAN 2 Solo itu kemudian melanjutkan ke Pesantren Darul Lughah wad Dakwah yang terletak di Desa Raci, Pasuruan, Jatim.
“Saya sebenarnya ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Saya tidak mendapatkan izin Ibu. Beliau tidak ingin saya pergi jauh darinya. Akhirnya saya berangkat ke Pesantren Darul Lughah wad Dakwah. Pesantren tersebut diasuh oleh almarhum Ustad Hasan Baharun,” terang suami Fatimah Qonita itu.
Ayahanda Ahmad Anis, Nur’aliyah dan ‘Ali ‘Abdul Qadir tersebut mengatakan ibunya hanya mengizinkan dirinya belajar di pesantren tersebut selama enam bulan. Ditambah masa percobaan satu bulan, akhirnya Habib Novel menjadi santri selama 7 bulan.

Rabu, 14 Mei 2014

BUKTI KEWALIAN

Maha Suci Allah Dzat yang tidak menjadikan bukti atas para waliNya, kecuali bukti itu mengarah padanya (karakteristiknya), dan Allah swt tidak menyambungkan pada mereka (mengenalkan pada mereka) kecuali pada orang yang dikehendaki untuk sambung kepadaNya.
Ibnu Athaillah  as-Sakandary dalam memasuki ungkapan hikmah ini diawali dengan tasbih kepada Allah Swt, semata karena tiga faktor:
Merasakan keagungan dan kebesaran perkaraNya,
Mengingatkan bahwa para wali Allah itu disucikan melalui penyucianNya.
Isyarat tidak adanya kesamaan indikator dari ungkapan rasa dan tujuan ucapan, sebagaimana Allah Swt tidak dikenal kecuali dari yang tampak dari tindakanNya, begitu juga wali tidak dikenal kecuali dari sifat-sifatnya yang tampak, juga mengenal wali itu tidak bisa digambarkan kecuali setelah mengenal Allah Swt, yaitu futuh dari Allah Swt.

Dalam kitab at-Tanswir, Ibnu Athaillah menegaskan, “Dan hal demikian, dikarenakan iman itu disebabkan oleh keterbukaan dari Allah Swt, sehingga tidak akan ada iman kecuali karena dibuka oleh Allah Swt.”
Wali itu sendiri menurut Syeikh Zarruq r.a. dikenal melalui tiga karakter:
Memprioritaskan Allah Swt.
Berpaling (hatinya) dari makhluk.
Disiplin terhadap Sunnah dengan benar.

Koleksi Foto Maulana Syekh Muhammad Nazim Adil Al Haqqani

Maulana Syekh Muhammad Nazim Adil Al Haqqani

Selasa, 13 Mei 2014

Terbitnya Cahaya - Cahaya


 “Tempat terbitnya cahaya-cahaya adalah qalbu-qalbu dan rahasia qalbu”

Kenapa demikian? Karena sumbernya adalah pemahaman atau pengetahuan. Pemahaman itu ada pada qalbu, sedangkan munculnya pengetahuan adalah dari rahasia qalbu atau rahasia batin (asrar).
Dalam kitabnya, Syeikh Abul abbas al-Hadhramy menegaskan, “Pemahaman nuur itu menurut limpahan anugerah yang memancar di qalbu dan menurut kadar cahaya dalam batinnya qalbu.“  Beliau juga mengatakan, “Cahaya itu beragam dan berbeda-beda: Ada cahaya watak diri, ada cahaya akal, ada cahaya ruh, ada cahaya qalbu dan ada cahaya titik hitam dalam qalbu (suwaidaa’ul qalb), ada pula cahaya rahasia batin (sirr), dan cahaya dalam rahasia batin (sirr) itulah yang paling agung dan paling sempurna.
Setiap cahaya dari semua cahaya itu ada yang disebut dengan cahaya penakwilan (cahaya kecerdasan), ada cahaya pelimpahan anugerah (cahaya tanziil), ada cahaya transformatif (cahaya menuju yang lebih terang) dan cahaya perpindahan (cahaya tanqil).
Setiap tahap (maqam ruhani)  ada penjelasan yang tak terjangkau oleh batin kita apalagi membuat batasan garis, “Dan tidak ada yang tahu pasukan-pasukan Tuhanmu kecuali Dia”.

Senin, 12 Mei 2014

MUDAHKANLAH URUSAN ORANG LAIN

Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda: “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim, lihat juga Kumpulan Hadits Arba’in An Nawawi hadits ke 36).
Apabila kita mengetahui bahwa sebenarnya kita mampu berbuat sesuatu untuk menolong kesulitan orang lain, maka segeralah lakukan, segeralah beri pertolongan. Terlebih lagi bila orang itu telah memintanya kepada kita. Karena pertolongan yang kita berikan, akan sangat berarti bagi orang yang sedang kesulitan. Cobalah bayangkan, bagaimana rasanya apabila kita berada di posisi orang yang meminta pertolongan pada kita, Dan sungguh Allah SWT sangat mencintai orang yang mau memberikan kebahagiaan kepada orang lain dan menghapuskan kesulitan orang lain.

MENUTUP MULUT KETIKA MENGUAP DAN JANGAN MENGELUARKAN SUARA

Dinukil dari kitab Gidza'ul Al bab karangan Syeh Muhammad as Safarini
( وغط ) أيها المتثائب ( فما ) حيث غلبك ولم تستطع كظمه ( واكظمه ) إن استطعت فإن المسنون لك إذا تثاءبت أن تكظم ، والكظم مسك فمه وانطباقه لئلا ينفتح مهما استطاع ، فإن غلب التثاؤب غطى الفم بكم أو غيره كيده ، { ولقوله صلى الله عليه وسلم إذا تثاءب أحدكم فليكظم ما استطاع } وفي رواية { فليضع يده على فمه فإن الشيطان يدخل مع التثاؤب }
Dan tutupilah mulutmu wahai orang yang menguap jika engkau tidak mampu menahannya, dan tahanlah jiak engkau mampu karena yang disunnahkan ketika menguap adalah menahannya.
yang dimaksud menahan adalah mencegah mulut dan menutupnya agar tidak terbuka selagi mampu. jika tidak mampu maka tutupilah mulutmu dengan lengan baju atau selainnya misalnya dengan tangan.
Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : " jika salah seorang diantara kalian menguap maka tahanlah semampunya."

Ada ALLAH, Mengapa Mengeluh???


Hari ini, Senin 12 Mei 2014 pukul 0.19

Setiap harinya dalam setiap langkah kehidupan kita pastilah antara Susah dan Senang itu pastilah ada, karena kita masih ada didunia fana ini, bukan ada di Surga yang selalu senang dan gembira, ataupun Neraka yang didalamnya siksa nestapa selamanya.

Masalah hidup datang bertubi - tubi, hati gelisah resah tanpa sebab kerap kita rasakan dalam menjalani hidup, pertanyaannya "bagaimana kita menghadapinya?". Menyerah, meratapi nasib, galau, atau menikmatinya?

Bagi orang beriman, sebuah masalah yang datang merupakan nikmat. Karena orang yang beriman dan yakin akan keimanannya, memandang sebuah musibah adalah bentuk kasih sayang ALLAH untuk meninggikan derajat dirinya, mereka menghadapi Ujian Ujian itu dengan sabar karena yang medatangkannya ada ALLAH. Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang tak mungkin menyia-nyiakan hambanya yang taat.

dalam Al Qur'an ALLAH berfirman,
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan,"Kami telah beriman", sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta."
[Surah Al-Ankabut ayat 2-3]

Kamis, 08 Mei 2014

Pesan Penting dari Mawlana Syaikh Nazim Adil Haqqani qs

Maulana Syekh Nazim Al Haqqani
 
Nawaytu 'l-arba'iin, nawaytu'l-'itikaaf, nawaytu'l-khalwah,nawaytu'l-riyaadha, nawaytu's-saluuk, nawaytu'l-'uzlah, lillahi ta'ala fiihadza'l-masjid. Allahumma thahhir qalbii min asy-syirki wa'n-nifaaq. Allahumma shalli 'alaa Sayyidina Muhammad hattaa yardhaa SayyidinaMuhammad (saw). Assalamu 'alaykum wa rahmatullahi wa barakaatuh. [Dzikir Khatm]
Saya akanmemberi suhbah, dan tidak terlalu panjangatau pendek, karena Syekh Ali berkata, jika kita tidak mendapat nasihat, makatidak ada manfaat.
A'udzu billah mina 'sy-syaythani 'r-rajiim. Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim.kalimataan khafiifataan `ala al-lisaan...
Inna Allah laa yu`adzdzibahu `abdahu wa laakin qad yabtalii - Nabi (saw) bersabda, “Allah(swt) tidak menghukum, laa yu`adzdzib,tidak menghukum orang yang dicintainya, tetapi mungkin Dia akan mengirimkanujian atau kesulitan baginya."