Sanad guru jauh lebih kuat… Hingga kini kita Ahlussunnah wal Jamaah
lebih berpegang kepada silsilah guru (yaitu ia mempunyai riwayat
guru-guru yang bersambung hingga Rasul saw dan kau betul-betul
mengetahui bahwa ia benar-benar memanut gurunya)… kita berpedoman kepada
guru-guru yang bersambung sanadnya kepada Nabi saw ataupun kita
berpegang pada buku yang penulisnya mempunyai sanad guru hingga Nabi
saw… Ia (sanad guru) adalah bagai rantai emas terkuat yang tak bisa
diputus dunia dan akhirat, jika bergerak satu mata rantai maka bergerak
seluruh mata rantai hingga ujungnya, yaitu Rasulullah saw.
Pecinta Habibana HABIB Munzir bin Fuad Al-Musawwa lahir di Cipanas,
Cianjur, Jawa Barat, pada hari Jum’at, 23 Februari 1973, bertepatan
dengan tanggal 19 Muharram 1393H. Usai menyelesaikan sekolah lanjutan
tingkat atas, ia mulai mendalami ilmu ilmu syari’ah Islam, diantaranya
di Pesantren Al-Kifahi Ats-Tsaqafi, Bukit Duri, Jakarta Selatan,
mengambil kursus bahasa Arab di LPBA As-Salafi, Kebon Nanas, Jakarta
Timur, kemudian mondok lagi di Pesantren Al-Khairat, Bekasi Timur.
Saat di pesantren Al-Khairat itulah pertama kalinya ia bertemu Habib
Umar bin Hafidz, guru utamanya dikemudian hari. Kepada sang guru, ia
menekuni pelajaran selama empat tahun, yaitu di Ma’had Darul Mushthafa,
Tarim Hadhramaut, Yaman Selatan.