Minggu, 05 Oktober 2014

Kutipan Surat Majnun terhadap Laila

“Duhai Tuhan, pengetahuan-Mu meliputi segala sesuatu: Kau mengetahui apa yg tampak dan apa yg tersembunyi, karena Kau telah menciptakan bebatuan maupun intan berharga yg terjebak di dalamnya. Milik-Mulah apa-apa yg ada di langit beserta bintang-bintangnya. Kau menggabungkan malam ke dalam siang, dan siang ke dalam malam. Rahasia dan misteri yg tersembunyi di dalam hati manusia terbuka pada-Mu, karena tidak ada satupun yg lepas dari penglihatan-Mu. Kau menyebabkan getah tumbuh-tumbuhan mengalir pada hari-hari penuh kebahagiaan di musim semi; Kau menyebabkan darah mengalir melalui nadi kami hingga hari kematian kami. Dan Kau adalah Dia yg mendengar do’a dari mereka yg membutuhkan ketika mereka berpaling kepada-Mu.”

” Aku menulis surat ini sebagai orang yg telah meninggalkan semua ikatan dengan dunia ini, sebagai orang yg takdirnya sekarang terletak ditanganmu, sebagai orang yg darahnya adalah milikmu untuk kau jual semurah yg kau kehendaki.

……..Duhai belahan jiwa , dalam mencintaimu usiaku berkurang, bibirku memucat dan mataku terbutakan oleh air mata. Kau tidak dapat membayangkan segila apa, se “majnun” apa, aku sekarang. Demi engkau , tidak hanya aku telah kehilangan dunia-aku pun telah kehilangan diriku.
” Tapi jalan cinta sejati hanya dapat ditempuh oleh mereka yg siap untuk melupakan diri mereka. Demi cinta, kesetiaan harus dibayar dengan darah dari jantung mereka , ketenangan jiwa mereka ; kalau tidak , cinta mereka tidak berarti apa-apa. Demikianlah, kau menuntunku dengan menunjukkan kesetiaan sejati dari cintamu, bahkan jika kesetiaan itu harus tetap tersembunyikan dariku selamanya.”
” Maka biarlah cintaku menjadi pelindung rahasia-rahasiaku. Biarkan kesengsaraan yg dibawa oleh cinta membelai jiwaku! Apalah artinya bahwa penyakitku ini tidak memiliki penyembuh ? Selama kau tetap sehat, penderitaanku tidaklah menjadi penting.”
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar