“Duhai Tuhan, pengetahuan-Mu meliputi segala sesuatu: Kau
mengetahui apa yg tampak dan apa yg tersembunyi, karena Kau telah
menciptakan bebatuan maupun intan berharga yg terjebak di dalamnya.
Milik-Mulah apa-apa yg ada di langit beserta bintang-bintangnya. Kau
menggabungkan malam ke dalam siang, dan siang ke dalam malam. Rahasia
dan misteri yg tersembunyi di dalam hati manusia terbuka pada-Mu, karena
tidak ada satupun yg lepas dari penglihatan-Mu. Kau menyebabkan getah
tumbuh-tumbuhan mengalir pada hari-hari penuh kebahagiaan di musim semi;
Kau menyebabkan darah mengalir melalui nadi kami hingga hari kematian
kami. Dan Kau adalah Dia yg mendengar do’a dari mereka yg membutuhkan
ketika mereka berpaling kepada-Mu.”
” Aku menulis surat ini sebagai orang yg telah meninggalkan semua
ikatan dengan dunia ini, sebagai orang yg takdirnya sekarang terletak
ditanganmu, sebagai orang yg darahnya adalah milikmu untuk kau jual
semurah yg kau kehendaki.
……..Duhai belahan jiwa , dalam mencintaimu usiaku berkurang,
bibirku memucat dan mataku terbutakan oleh air mata. Kau tidak dapat
membayangkan segila apa, se “majnun” apa, aku sekarang. Demi engkau ,
tidak hanya aku telah kehilangan dunia-aku pun telah kehilangan diriku.
” Tapi jalan cinta sejati hanya dapat ditempuh oleh mereka yg
siap untuk melupakan diri mereka. Demi cinta, kesetiaan harus dibayar
dengan darah dari jantung mereka , ketenangan jiwa mereka ; kalau tidak ,
cinta mereka tidak berarti apa-apa. Demikianlah, kau menuntunku dengan
menunjukkan kesetiaan sejati dari cintamu, bahkan jika kesetiaan itu
harus tetap tersembunyikan dariku selamanya.”
” Maka biarlah cintaku menjadi pelindung rahasia-rahasiaku.
Biarkan kesengsaraan yg dibawa oleh cinta membelai jiwaku! Apalah
artinya bahwa penyakitku ini tidak memiliki penyembuh ? Selama kau tetap
sehat, penderitaanku tidaklah menjadi penting.”
0 komentar:
Posting Komentar