Banyak orang berkata, “Mustahil mencintai seseorang yang terbentang dalam
jarak dan wajahnya yang jarang atau bahkan tak pernah kau memandangnya.”
Aku hanya bisa tersenyum. Lalu bergumam dalam hati, “Ya Rasulullah,
benarkah itu mustahil? Antara Sukoharjo dan Jakarta Madinah itu terpisah
dengan jarak, ada samudra yang membentang luas. Bahkan kita terpisah pula oleh
waktu, lebih dari 1400 tahun. Dan sekalipun tak pernah aku memandang wajahmu,
tapi entah kenapa hati begitu dalam mencintaimu.”
Darimu aku belajar tutur sapa. Darimu aku belajar tak meninggikan suara.
Berkata jujur adalah sebuah keagunganmu. Al Amin. Sebuah gelar yang agung
sebelum turun risalah kerasulan telah mampu engkau raih. Track record kehidupanmu membuktikan, bahwa tiada suatu
kebohoganpun terucap. Yang terucap darimu itulah kebenaran dan itulah yang akan
terjadi. Karena kesemuanya berasal dari Allah, tiada satupun yang berasal dari
hawa nafsu.
Tak henti-henti semua orang mempelajari hikmah akan hadirmu. Dari orang
awam sampai ulama besar. Bahkan yang non muslim pun ikut nimbrung ingin kau lebih dalam mengenai engkau wahai Nabi mulia.
Yang berasal darimu tiada yang tak berhikmah. Engkaulah bentuk padat dan nyata
dari samudra hikmah Tuhan semesta alam.
Bahkan, tanggal dan bulan kelahiranmu wahai Nabi pujaan, tersimpan banyak
hikmah untuk di tafakuri. Sebagaimana kita mengetahui bahwa Rasulullah Saw,
dilahirkan oleh seorang ibu bernama Aminah,
kelahiran beliau itu dibidani oleh seorang perempuan bernama Asy-Syifa (al-Syafa'), dibantu
oleh seorang perempuan budak yang bernama Tsuwaibah, dan lagi disusui oleh seorang perempuan yang
bernama Halimah al-Sa'diyah.
Nama-nama
yang tersebut itu bukan tanpa arti, bukan tanpa rahasia, semua nama-nama
perempuan yang mulya itu mengandung makna, mengandung arti, yang kita dapatkan
makna-maknanya itu sewaktu kita memperingati kelahiran junjungan kita Nabi
besar Muhammad Saw. Semua ciptaan Tuhan yang biasa saja tiada yang sia-sia,
apalagi engkau adalah ciptaan Tuhan paling sempurna. Terindah. Teragung.
Para
ulama dan hukama' mengatakan bahwa Aminah itu artinya aman tentram,
sedangkan al-Syifa'/al-Syafa' itu artinya kesembuhan dari berbagai macam
penyakit, sedangkan Tsuwaibah artinya adalah pahala, sedangkan perempuan
yang menyusui Rasulullah Saw yang bernama Halimah al-Sa'diyah, al-Sa'diyah
artinya adalah keberuntungan.
Makna
yang disimpulkan dari empat makna itu (adalah), bahwa dengan memperingati
lahirnya junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw kita akan mendapatkan empat
macam itu. Harapan kita, permohonan kita kepada Allah dengan memperingati
kelahiran Nabi Saw. kita mendapat empat macam tadi; keamanan, ketentraman, kedamaian,
dan kesembuhan dari berbagai macam penyakit, pahala yang besar disisi Allah, dan
keberuntungan dunia akhirat.
Kemudian
yang kedua Rasulullah Saw itu dilahirkan pada waktu terbit fajar, itu mengisyaratkan bahwa kelahiran beliau ke muka
bumi ini membawa cahaya, Fajar itu kan cahaya, Rasulullah lahir diwaktu fajar.
Dengan ini kita berharap bahwa kita akan mendapat 'cahaya' dari Allah, kita
akan mendapat 'nur' yang menerangi hati kita yang selama ini gelap dengan
berbagai macam dosa dan kesalahan.
Kemudian
yang ketiga, bahwa Rasulullah Saw itu lahir pada 12 Rabi'ul Awwal, kenapa Rasulullah lahir pada 12 Rabi'ul Awwal?
Itu menggambarkan/ mengisyaratkan bahwa yang lahir ini akan membawa satu agama
Islam yang mana ajaran Islam itu berpokok pada 12 perkara. Pertama rukun iman
ada 6, rukun Islam (ada) 5, dan rukun Ihsan (ada) 1. Kita berdo'a, memohon
kepada Allah berkat peringatan maulid Nabi ini kita mengamalkan apa-apa yang
diajarkan oleh Rasulullah Saw, terutama 12 perkara tadi.
Wallahu a’lam.
Sukoharjo, 24 Desember 2015
0 komentar:
Posting Komentar