Menyambut Bulan Maulid
Sebuah Puisi untuk Kanjeng Nabi Muhammad SAW
=============================================
Dia matahari keutamaan
dan para Nabi bintangnya
Bintang hanya pantulkan sinar mentari menerangi gulita
Bintang hanya pantulkan sinar mentari menerangi gulita
(Burdah)
Syair ini aku dengar sekaligus
ku gemari
Bulan Maulid ku nyanyikan dengan teman dan saudara
Bulan Maulid ku nyanyikan dengan teman dan saudara
Duduk tenang bersenandung, biar
hati yang menari
Dengan kubah dan menara ku kirimkan pesan rindu
Dengan kubah dan menara ku kirimkan pesan rindu
Di cakrawala kami tulis namanya dan suara kami adalah tintanya
Nama suci Kanjeng Nabi katon wulan ndadari
Dia hamba yang terpilih, dia
tuan dua alam
Dia batu, tapi jernih, karena dia sang permata
Dengan warna menghiasi, dengan cahya menyinari
Dia batu, tapi jernih, karena dia sang permata
Dengan warna menghiasi, dengan cahya menyinari
Kepadanya bershalawat seluruh insan beriman
Imami dan Hanabili, Mu’tazili dan Asy’ari
Dia lilin sang pelita di tengah malam gulita
Kita laron-laron kecil, yang terbang dan mengitari
Terang cahya kita harap, biar berguguran sayap
Lilin leleh karna iba, derita tak terhindari
Disebutkan dia ‘Aziz, sang
pemicu dan pemacu
Dialah utusan Tuhan setelah putra Maryam
Dialah utusan Tuhan setelah putra Maryam
‘Alaihi ma ‘anittum, satu rasa dalam cinta
Segala duka dan luka, Sang Rasul pun menyadari
Manakala kau terjatuh, dia haritsun ‘alaikum
Bila engkau dijauhi, darimu dia tak lari
Alangkah indah manusia yang berjuluk Al-Musthafa
Mungkin kau bertanya-tanya di manakah ia kini?
Dari mana dia datang, di situ kau harus cari
Tak pernahkah kau mendengar, tersebut min anfusikum
Menyelamlah ke bagian terdalam samudra hatimu
Dia akan kau temukan, di dalam palung hatimu
Dia akan engkau lihat dari dalam sanubari
Sang Muhammad akan datang, di kala engkau mencinta
Dia akan kau temukan, di dalam palung hatimu
Dia akan engkau lihat dari dalam sanubari
Sang Muhammad akan datang, di kala engkau mencinta
Dari pikir, dari bibir, dari
tangan dan jemari
Saat shalat engkau khusyu’, Muhammad-mu kan ber-mi’raj
Jiwamu terbang ke surga ditemani bidadari
Jangan pernah kau mengaku sebagai umat Muhammad
Saat shalat engkau khusyu’, Muhammad-mu kan ber-mi’raj
Jiwamu terbang ke surga ditemani bidadari
Jangan pernah kau mengaku sebagai umat Muhammad
Jika rumus-rumus cinta belum
pernah kau plajari
Ilmu cinta kan kau dapat hanya bila kau mencinta
Ilmu cinta kan kau dapat hanya bila kau mencinta
Kau tak akan menemukannya dari
guru atau dari buku di perpustakaan
Kalaupun kau perlu guru,
tanyalah para pecinta
Dan jangan kau tanya Adziz, dia pun masih mencari
Dan jangan kau tanya Adziz, dia pun masih mencari
0 komentar:
Posting Komentar