Sabtu, 12 Desember 2015

WULAN NDADARI



 Menyambut Bulan Maulid
Sebuah Puisi untuk Kanjeng Nabi Muhammad SAW

=============================================
Dia matahari keutamaan dan para Nabi bintangnya
Bintang hanya pantulkan sinar mentari menerangi gulita
     (Burdah)
Syair ini aku dengar sekaligus ku gemari
Bulan Maulid ku nyanyikan dengan teman dan saudara
Duduk tenang bersenandung, biar hati yang menari
Dengan kubah dan menara ku kirimkan pesan rindu
Di cakrawala kami tulis namanya dan suara kami adalah tintanya
Nama suci Kanjeng Nabi katon wulan ndadari

Dia hamba yang terpilih, dia tuan dua alam
Dia batu, tapi jernih, karena dia sang permata
Dengan warna menghiasi, dengan cahya menyinari

Kepadanya bershalawat seluruh insan beriman
Imami dan Hanabili, Mu’tazili dan Asy’ari

Dia lilin sang pelita di tengah malam gulita
Kita laron-laron kecil, yang terbang dan mengitari
Terang cahya kita harap, biar berguguran sayap
Lilin leleh karna iba, derita tak terhindari

Disebutkan dia ‘Aziz, sang pemicu dan pemacu
Dialah utusan Tuhan setelah putra Maryam

‘Alaihi ma ‘anittum, satu rasa dalam cinta
Segala duka dan luka, Sang Rasul pun menyadari
Manakala kau terjatuh, dia haritsun ‘alaikum
Bila engkau dijauhi, darimu dia tak lari
Alangkah indah manusia yang berjuluk Al-Musthafa

Mungkin kau bertanya-tanya di manakah ia kini?
Dari mana dia datang, di situ kau harus cari
Tak pernahkah kau mendengar, tersebut min anfusikum

Menyelamlah ke bagian terdalam samudra hatimu
Dia akan kau temukan, di dalam palung hatimu
Dia akan engkau lihat dari dalam sanubari
Sang Muhammad akan datang, di kala engkau mencinta

Dari pikir, dari bibir, dari tangan dan jemari
Saat shalat engkau khusyu’, Muhammad-mu kan ber-mi’raj
Jiwamu terbang ke surga ditemani bidadari
Jangan pernah kau mengaku sebagai umat Muhammad

Jika rumus-rumus cinta belum pernah kau plajari
Ilmu cinta kan kau dapat hanya bila kau mencinta
Kau tak akan menemukannya dari guru atau dari buku di perpustakaan

Kalaupun kau perlu guru, tanyalah para pecinta
Dan jangan kau tanya Adziz, dia pun masih mencari


Categories:

0 komentar:

Posting Komentar