Senin, 16 September 2013

Tanggung Jawab Hidup


Ada seorang Pengusaha berumur 65 tahun. Terkenal, aset dan perusahaannya sudah tak terhitung lagi. Suatu hari pengusaha itu berjumpang dengan seorang kawan wartawan yang ingin mewawancarainya. Dan terjadilah dialog.
(P: Pengusaha, W: Wartawan)

W: "Pak, umur bapak berapa?"
P: "Umur saya? 7 tahun nak."
W: "7 tahun???" (heran)
P: "Ya, 7 tahun."
W: "Harta bapak berapa banyak?"
P: "Yah, sekitar 7 - 15 juta rupiah saja?"
W: "7 - 15 juta rupiah saja pak?" (geleng" tak percaya)
P: "ya benar"
W: "kalo anak bapak berapa banyak?"
P: "1 saja"
W: "1 saja???"
terdiam sejenak sang wartawan, karena tidak percaya dengan jawaban pengusaha tadi, lalu bertanya kembali.
P: "Pak, kenapa bapak berdusta? Bapak pengusaha besar punya biografi. Kami tahu umur bapak 65 tahun, perusahaan punya banyak, dan anak bapak pun tidak cuman satu. bisa bapak jelaskan??
W: (sambil tersenyum) Benar nak, umur ku memang sudah 65 tahun, tapi dari 65 tahun itu seprtinya cuman 7 tahun yang ada artinya disisi ALLAH, baru 7 tahun sujudku benar, baru 7 tahun aku beribadah dengan khusyuk, sisa umur lain habis untuk maksiat, foya foya, dan melakukan tindakan yang tak berguna lainnya.
P: (mengangguk-angguk)
W: "dan masalah harta, kamu memang benar perusahaan saya tersebar ke seluruh penjuru, hampir setiap bank ada deposito saya. Tapi rasa-rasanya cuman 7-15 juta yang berguna disisi ALLAH, yang saya sumbang ke masjid, panti asuhan, dan harta itulah yang sebenarnya akan saya bawa menghadang ALLAH, harta yang lain hanya akan jadi rebutan ahli waris. Anak kamu juga benar nak, anak saya banyak, tapi cuman 1 yang nurut, yang menjadi buah hati belahan jantung, yang akan menjadi penerus cerita penyambung sejarah, yang lain susah diatur."

Mari kita renungkan cerita ini,
jangan-jangan pengusaha tadi itu adalah kita, jangan-jangan kita ini adalah pengusaha tadi. Tapi yang terpenting jangan sampai kita menjadi seperti pengusaha tadi. Perlu kita sadari bahwa kita hidup didunia ini bukan cuman sekedar menunggu mati, maih ada akhirat yang menanti, menimbang segala amal perbuatan kita didunia ini. Ambil yang perlu saja didunia ini, tinggalkan yang mengandung mudharat. Menurut sabda Rasulullah saw. dalam sebuah hadits shahih dari Mu’adz bin Jabal r.a. yang diriwayatkan oleh al-Bazzar dan Thabrani (lihat ash-Shahihah no. 946), yang ditanyakan pada hari kiamat:
  • Untuk apa umurmu kau habiskan?
  • Untuk apa kau gunakan masa mudamu?
  • Dari mana kau peroleh hartamu? Untuk apa kau membelanjakannya?
  • Apa yang kau lakukan dengan ilmumu?


  • Mari Muhasabah, benahi diri kita, ELING LAN WASPADA.
    Categories:

    0 komentar:

    Posting Komentar