Kenangan akan sebuah tempat memang tak selalu berasal dari segala sesuatu
yang indah-indah. Bukan hanya soal saat mekar setangkai mawar, namun juga saat
tertusuk durinya. Ada kalanya, saat kita berada di tempat yang baru, tempat
yang teratur, dengan segala ritme kehidupan yang efisien, taktis, dan nyaman,
kita justru rindu pada tempat lama, yang penuh dengan kesemrawutan dan
seringkali membuat kita repot lagi tidak teratur.
Dalam sebuah majlis ngopi di rumah saya, teman saya Udin pernah bercerita
tentang kerinduannya akan Sukoharjo, saat ia di perantauannya, di Karawang.
Dimana yang dirindukan oleh Udin saat itu justru bukan suasana sejuk hamparan
sawah ijo royo-royo ataupun
ketenangan saat di desa. Melainkan saat adu mulut dengan Kang Dodo atau gelut
dengan adik-adiknya.
Seperti halnya kenangan, kerinduan juga tak melulu tentang sesuatu yang
indah-indah. Maka jangan heran jika banyak laki-laki yang begitu meratapi
perpisahannya dengan wanita yang sangat ia cintai, sungguhpun wanita tersebut
adalah wanita yang pernah "main hati" dengan laki-laki lain dan sering sekali menyayat hati si laki-laki.
Alasanya satu: Mungkin laki-laki memang selalu rindu untuk disakiti.
Entahlah.
0 komentar:
Posting Komentar