Sering kita
dengan kalimat dari dunia kedokteran yang berbunyi, “lebih baik mencegah daripada
mengobati”. Karena memang bukan tanpa alasan para dokter memberikan pernyataan
seperti itu walaupun dengan resiko mereka tidak akan payu lagi. Karena tentu bila semua orang bisa mencegah datangnya
penyakit, tidak ada orang yang sakit lagi.
Untung saja
tidak semua orang nggugu dengan wejangan dokter itu. Masih banyak yang
masa bodoh dengan kesehatan. Masa bodoh dengan pola hidup sehat. Kayak saya.
Itulah adilnya Tuhan orang sakit juga diperlukan untuk menjaga stabilitas
perputaran dunia ini. Jadi yang ditakdirkan sakit sabar.
Tapi kali ini
tidak mau membahas hal itu. Itu biar kalangan kedokteran dan yang peduli
masalah itu. Selamat bertugas dok.
Begini,
kalimat atau statment “lebih baik mencegah daripada mengobati” menurut saya
tidak cuma bisa digunakan pada satu tempat itu saja. Itu juga bisa digunakan
dalam hubungan asmara. Iya, hubungan asmara. Serius.
Kita lihat,
banyak contoh kasus di realita kehidupan ini. Banyak kasus putus cinta sampai perceraian
terjadi. Dan tak sedikit hancurnya sebuah hubungan percintaan adanya orang
ketiga.
Nah, dari itulah
kenapa “lebih baik mencegah daripada mengobati” adanya perlua diterapkan dalam
hal ini. Mencegah terjadinya luka hati memang berat, karena godaan sana-sini
menghujani pelaku bertubi-tubi. Lebih berat lagi mengobati luka hati yang sudah
kebacut terlukai. Untuk kaum awam
tentu memerlukan waktu yang tak singkat untuk bisa sembuh total. Tersulut sedikit
saja sumbu ingatannya akan hal itu dapat membakar amarah bak asu manak.
Maka cegahlah
hal-hal yang dapat merusak hubungan anda nanti. Jangan sepelekan hal-hal kecil.
Karena gunung yang besar terdiri dari batuan-batuan kecil pula. Perselingkuhan di
era dumay saat ini terjadi bukan dari tempat tidur, tapi dimulai saat kita
mulai “menghapus pesannya”.
Jaga hati,
jaga diri. Sekian.
10 Agustus 2016
0 komentar:
Posting Komentar