Rabu, 14 Januari 2015

TUHAN TAK PERNAH MENCIPTAKAN PRODUK GAGAL



Tuhan tidak pernah menciptakan produk gagal - Comic 8
Jika kita adalah anak muda yang memimpikan keberhasilan di usia 30 nanti, kita harus memiliki prinsip bahwa keberhasilan yang sejati merupakan akumulasi dari kegagalan. Semboyan ini tentu bukan hanya menjadi kalimat penghibur tapi dapat menjadi ‘vitamin’ yang terbukti ampuh memunculkan semangat kita kembali kala kegagalan datang menghantam. Doa disertai Usaha keras dan kerendahan hati menyerahkan segalanya pada Tuhan merupakan formulasi yang akan mengantarkan kita pada keberhasilan. Karena tak ada orang yang dilahirkan ke dunia untuk gagal. Tuhan tak sebegitu jahatnya menciptakan kita hanya untuk menanggung kegagalan.

Jangan pernah terbuai dengan “hasil” yang terlah dicapai seseorang, lebih baik kamu fokus bertanya “proses” yang telah dilampaui orang orang itu, dari nol sampai saat ini. Itu yang seharusnya menjadi pendorong kita untuk mengatur mindset. Ya, mindset kita haruslah sering diatur. Karena bukan tidak mungkin mindset itu bisa menjadi sebuah doa. Beneran! Bukankah Tuhan akan menjadikan kita sesuai apa yang kita sangkakan?. Jadi mindset positif sangat perlu ditanam sejak bangun tidur sampai tidur lagi.
Setelah itu, bergerak. Action. Usaha semaksimal mungkin. Karena semua didunia ini bergerak menurut hukum alam (sunatullah). Tidak serta merta anda mempeng ibadah, uang 1 milyar akan turun dari langit tanpa adanya usaha. Mana mungkin?!. Agama tidak mendidik seseorang untuk jadi pemalas. Kanjeng Nabi SAW pun bekerja dan usaha. Jadi, pemalas adalah bid’ah dholala.
Tapi dari sekian itu, tetaplah dalam kerendahan hati. Menyerahkan semua hasil atas segala usaha yang telah kita lakukan kepada Tuhan. Dialah pemilik segala ketentuan. Mungkin usaha/cara yang kita pakai sama persis yang telah dilakukan oleh orang – orang yang telah sukses. Tapi, apakah rezqi bisa?
Tulisan ini adalah sebuah nasehat untuk diri saya sendiri. Bila berguna untuk orang lain saya sangat bersyukur. Semua ini adalah karunia dari Tuhan. Hadza min fadhli rabbi.
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar