Daplangu usai gerimis, nona. Di teras rumah aku duduk sendiri masih dengan kain sarung sebagai doublean celana pendekku, secangkir kopi gethek geni atau kau lebih suka menyebutnya dengan kopi kapal api. hehehe. sebatang rokok di sela-sela jari jari tangan kiri ku. Suasana sepi seperti biasa, tapi asyik, dimana suara-suara binatang malam saling bersaut-sautan, kodok, jangkrik, dan sesekali suara burung hantu ikut nimbrung di malam ini. Dan baru saja Hadrah Ahbaabul Musthofa menyelesaikan Qosidah "Robbi Kholaq".
Aku tak tahu kamu masih didepan laptopmu sambil mendengarkan tausiah dengan headset yang terselip di telingamu, atau kamu masih cekikikan dengan kawan-kawanmu. Atau kamu sudah tenang dalam selimut di lantai 2 kamarmu, mendengarkan sholawat juga? Kau dengarkan sholawat dengan jendela kamar sedikit terbuka sehingga nun dibawah sana tampak rumah-rumah tetangga kerlap-kerlip bagai taburan mutiara menyala.