Suatu hari, beberapa orang laki-laki dari Habasyah datang ke Madinah. Mereka mulai bermain di masjid dengan rebana. Orang-orang melihat mereka dengan gembira.
Rasulullah SAW masuk ke tempat Sayyidah Aisyah danbertanya, "Wahai Humaira', apakah kamu suka melihat mereka?"
"Ya, saya suka,"jawab Aisyah.
Maka, Nabi Muhammad SAW berdiri di depan pintu untuk menutupinya sementara Aisyah meletakkan dagunya di bahu beliau. Pipinya menempel di pipi Rasulullah SAW. Ia terus melihat mereka yang sedang bermain di masjid dengan gembira.
Setelah beberapa waktu, Rasulullah SAW berkata, "Sudah cukup?"
"Belum, Jangan buru-buru, wahai Rasulullah."
Rasulullah SAW terus berdiri sampai Aisyah pergi sendiri.
Aisyah berkata, "Demi Allah, aku tidak tertarik melihat mereka bermain. Namun, aku ingin para wanita mengetahui kedudukan Rasulullah SAW dariku."
Artinya, Aisyah ingin menunjukkan bagaimana Rasulullah memuliakan dan Memperlakukan istri-istri beliau. Rasulullah sama sekali tidak mengikuti kebiasan-kebiasaan Jahiliyah yang menjadikan istri-istri mereka layaknya budak dan pembantu di rumah. Bahkan, perempuan tidak diberikan harta warisan sama sekali saat suaminya meninggal.
Rasulullah memanjakan istrinya, berbuat baik kepada mereka, sangat menghormati dan memuliakan mereka. Dari Rasulullah, kita belajar bagaimana menjaqdi suami dan kepala rumah tangga yang baik.
Bila anda ingin mengkaji, masih banyak lagi kisah-kisah Rasulullah bersama para istri beliau yang sangat mengagumkan dan patut untuk kita ikuti.
0 komentar:
Posting Komentar